Dari Bapak Tukang Parkir

Ini jadi sebuah pengingatan yang sungguh tak saya sangka saya dapatkan dari orang ini. Seorang tukang parkir di sebuah komplek toko.

Saya terkejut waktu beliau bilang alasan mengapa lebih milih shift pagi sampai jam 3 atau 4 dibandingkan shift malam yang jauh lebih ramai, yang artinya pendapatannya jauh lebih banyak.

Kalau shift sore, kata beliau, akan lepas kesempatan jamaah asar, maghrib, dan isya. Kalau siang, cuma dhuhur yang terlepas. Hidup bukan cuma ngurusin duit, katanya sambil tersenyum ceria.

Saya tercekat.

Panas

Saya baru mengenalnya saat kami mencari kios untuk tempat dagang kaos. Orangnya kalem. Masih muda. Suatu saat di tengah obrolan kami, beliau bercerita tentang aktivitas pekerjaannya dulu. Dia bekerja di perusahaan leasing dan kredit. Tepatnya di mana, beliau tak cerita.

Continue reading

Jalan Para Pencerah

Pekan lalu, saya berada di Jogja. Tak lama. Hanya dua hari. Dari waktu yang ada, saya memang telah meniatkan diri untuk menyaksikan “Sang Pencerah”. Sebuah film yang mengisahkan tentang fragmen kecil dari seorang tokoh nasional, pendiri salah satu ormas Islam terbesar, Muhammadiyah. Beliau adalah Muhammad Darwis atau Ahmad Dahlan.
Continue reading

Gempita Ramadhan

Gempita Ramadhan kami adalah kesibukan mempersiapkan diri. Bukan. Bukan tentang target-target ibadah yang harus kami lengkapi sebulan ke depan. Tapi tentang jadwal buka puasa bersama yang kami bingung tentukan, di mall atau kafe mana. Juga tak boleh kami lupakan, mengajak teman-teman, dari sekolah, kampus, ataupun kantor. Dan seperti tahun lalu, buka bersama itu diisi dengan canda tawa hingga kami pun lupa waktu. Maghrib sudah berlalu. Isya tak mau menunggu.

Ramadhan nampaknya hanya kamuflase nafsu kami. Karena untuk persiapan berbuka, kalkulasi biayanya adalah akumulasi dari jatah sarapan dan makan siang yang tertunda. Bahkan bisa berlebih. Karena di malam Ramadhan, kami harus menumpuk bekal sebanyak-banyaknya untuk menahan rasa lapar dan haus pada siang harinya.

Gempita Ramadhan kami memang betul-betul ramai. Tapi, bukan karena tilawah kami. Bukan pula ulangan lisan kami menghafal Quran. Ini tentang hobi kami yang masih berlanjut. Untuk setia bergosip dan ngerumpi. Memang asyik membicarakan orang. Dan itu betul-betul menguasai hari-hari Ramadhan kami.

Semoga Ramadhan kami tak seperti itu lagi.

“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thobroniy dalam Al Kabir dan sanadnya tidak mengapa. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1084 mengatakan bahwa hadits ini shohih ligoirihi -yaitu shohih dilihat dari jalur lainnya).

Fenomena Qul

Semoga ini hanya terjadi pada diri saya.

Peristiwa ini terjadi beberapa kali, mungkin lebih tepatnya berulangkali, ketika saya menjadi makmum sholat berjamaah di masjid. Imam sholat tersebut setelah membaca Al Fatihah, hampir selalu membaca tiga surat berawalan “qul”. An-Naas, Al-Falaq, dan Al Ikhlash.

Continue reading

Ibadah Momentum

Kata orang, malam tadi adalah malam nisfu sya’ban. Malam yang katanya, buku amal ditulis ulang lagi, yang doa-doanya mustajab, dan keutamaan lainnya. Saya tak hendak mendebatkan apakah nisfu sya’ban itu bid’ah atau bukan. Toh, saya bukan ulama yang punya wewenang dan ilmu untuk memberikan fatwa. Jangankan saya, ulama-ulama yang sudah kondang keilmuannya, saat memutuskan bunga bank dan infotainment haram pun omongannya dianggap kentut. Segera harus dijauhi yang begitu-begitu.

Continue reading

Ke Sekolah, Anakku

saya dapat tulisan ini dari note teman. tulisan karya Prie GS. monggoh dibaca, kalo ada waktu ^_^.

Tahun ajaran baru, anakku, pilihlah sekolah sesukamu. Tak perlu ke sekolah favorit jika untuk itu engkau harus menempuh cara yang tidak sehat, apalagi jika harus main suap. Tak perlu memakai jaminan surat sakti hasil kogela bapakmu.

Continue reading