Undangan Premiere dan Bioskop “Pelindung Pantai Amboina”

salah satu persembahan terbaik dari teman SMA 1 Tegal untuk pertiwi. mohon dukungannya

Akhirnya film yang kami buat pada 8th Eagle Awards Documentary Competition akan segera ditayangkan perdana (premiere) di Epicentrum Cinema XXI Jakarta pada 12 September 2012.

Sedangkan untuk penayangan bioskop (info lengkap ada di Poster Attachment), akan dimulai pada 18 September di Cinema XXI di 8 Kota yaitu:

[Medan-Jakarta-Jogjakarta-Makassar] 18-20 September 2012 (Jam tayang : 12.30 WIB dan 14.40 WIB)

[Bandung-Surabaya-Banjarmasin-Palembang] 25-27 September 2012 (Jam tayang : 12.30 WIB dan 14.40 WIB)

Dengan ini pula kami memohon dukungan untuk menjadikan film Pelindung Pantai Amboina menjadi film terfavorit dengan cara ketik SMS:

EA(spasi)PANTAI
k
irim ke 9899

Saksikan pula Behind The Scene (BTS) / Proses pembuatan film Pada hari Sabtu, 8 September pukul 20.00 WIB / 22.00 WIT di Metro TV

Mission (is not) Impossible

tulisan ini terpilih sebagai tulisan terbaik kedua dalam Lomba Menulis Lentera Visioner, Kabupaten Tegal tahun 2012

Kondisi aparat pegawai negeri sipil (PNS) di republik ini tidak pernah lepas dari berbagai sorotan dari masyarakat. Pertama, tentang buruknya pelayanan publik. Bisa dikatakan, masyarakat hampir enggan berurusan dengan pemerintah. Kalaupun iya, itupun karena tidak ada alternatif lain. Mengapa demikian? Ketika masyarakat bersentuhan dengan sistem pelayanan publik, bukanlah solusi, melainkan banyak masalah yang akan mereka dapatkan. Dimulai dari rumitnya birokrasi, harus adanya uang pelicin untuk memperlancar sesuatu, pelayanan yang tidak ramah, dan sebagainya. Kebobrokan ini sudah menjadi rahasia publik. Bahkan dari tingkat birokrasi yang paling rendah sekalipun. Jangan berharap akan mendapatkan layanan yang baik jika tidak ada koneksi atau punya backing di institusi pemerintahan terkait. Menurut Ketua Ombudsman RI, Danang Girindrawardana mengatakan, rendahnya kualitas pelayanan publik dipengaruhi rendahnya kualitas kebijakan dan sumber daya manusia (SDM).

Continue reading

Kepemimpinan Orang-orang Kalah

karya ini ditulis oleh Rhenald Kasali, saya copy dari sini

JOKO Widodo yang maju dalam pencalonan gubernur DKI Jakarta mengatakan dirinya tak punya uang. Maka, ia pun menjadi bingung saat dituding telah menjalankan politik uang.

Pertarungan antara kubu Joko Widodo-Basuki T Purnama dan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli masih terus berlangsung, seperti halnya yang dihadapi hampir semua kontestan pilkada dari Aceh hingga Papua. Dalam banyak kesempatan selalu ditemui babak selanjutnya.
Continue reading

Kisah Dua Tahun

Apa yang membuatmu berbisnis kaos? Itu pertanyaan mula-mula yang saya tanyakan kepada diri saya sendiri dua tahun yang lalu. Tidak ada pengalaman dengan bisnis kaos. Tidak jago mendesain. Bahkan, tidak mengerti apa saja yang harus dipersiapkan. Namun, sorot mata yang menandakan keyakinan dari teman-temanlah yang akhirnya memantapkan pilihan kami untuk memulainya.

Maka perjalanan dua tahun, per 1 Agustus 2012 lalu, adalah keajaiban, paling tidak bagi diri saya sendiri. Tidak pernah terpikir bahwa bisnis ini masih sanggup berdiri. Bahkan bisa membuka dua kios dan menghidupi seorang karyawan penuh. Banyak pelajaran dan pengalaman berharga yang kami peroleh. Konflik dengan pencetak kaos, disemprot konsumen, dipandang sebelah mata, diacuhkan, menjadi menu harian.
Continue reading

Mencari Keberkahan

Bagi banyak orang, bukti bahwa Allah menyayanginya diartikan dengan diberikan baginya kebahagiaan dan kelebihan. Biasanya parameternya materi. Tidak salah, sebetulnya. Namun, tak sepenuhnya tepat.

Harta, jika ia dimiliki jiwa yang bersih, maka akan bermanfaat keberadaannya. Kalau kata salah seorang guru saya, salah satu tanda keberkahan orang kaya adalah ia akan membeli kendaraan yang daya muatnya banyak. Karena dengan kapasitas itu, bisa ia mengajak tetangganya atau meminjamkan untuk acara masyarakat atau syiar Islam.

Anda bisa setuju atau tidak dengan pernyataan guru saya itu. Tapi, fakta membuktikan, keberkahan justru datang dari memberi. Rezeki tak disangka, datang tiba-tiba saat derma kita perbanyak.

Kunci utamanya adalah rasa syukur. Ada dan tidaknya materi bukan jadi masalah utama. Kata Ustadz Yusuf Mansur, apapun kondisinya, doanya cuma satu: alhamdulillah.

Bulan Ramadhan sekarang bisa menjadi media pengasah kesyukuran kita. Mumpung masih awal. Semoga tidak terlambat. Insya Allah.

Mengapa Awal Ramadhan Kita Berbeda?

Berikut adalah kutipan kultwit dari Ustadz Salim A Fillah (@salimafillah) tentang bedanya penentuan masuknya bulan baru dalam kalender Hijriah. Sederhana, tapi komprehensif. Selamat menyimak!

1. Hari ini; yang lebih penting dari Jumat atau Sabtu adalah; mengilmui mengapa terjadi beda yang demikian; lalu beramal sesuai ilmu teryakini.

2. Perbedaannya mencakup banyak segi mendasar. Secara sederhana, pertama; apakah ta’rif HILAL yang termaktub dalam QS 2: 189 & berbagai hadits?
Continue reading

Salah Kaprah Ber-Ramadhan

Mau menuliskan ulang, berbagi #ngaji kemarin dari twitter saya, @akhdaafif. Semoga bermanfaat 😀

malem-malem ketemu lagi dengan #ngaji nih 🙂 semoga Allah masih kasih kita keberkahan dalam kesehatan. aamiin…

bentar lagi insya Allah masuk ke bulan Ramadhan. sudah siap beramal di dalamnya? #ngaji

nggak cuman puasa aja lho. kalo Ramadhannya masih cuma mikir puasa dari Subuh sampe Maghrib, ya sayang banget #ngaji
Continue reading

Yang Diberkahi

“duit yang didapet dari korupsi, keluarnya pasti nggak bener. duitnya cepet habis. siap-siap aja anaknya kena narkoba. keluarganya berantakan”

Saya tersenyum getir mendengar sentilan teman itu. Kalau ditanya ‘apa iya bener begitu?’, saya juga nggak yakin bener. Sekeyakinan saya, apa yang diperoleh dari cara yang nggak bener, hasilnya nggak bakalan diberkahi.

Jadi, teman saya ini ternyata menyentil jauh lebih dalam dari yang saya duga pada awalnya. Bukan hanya tentang saya dan korupsi. Sentilan ini adalah peringatan bagi siapa saja di ranah manapun.

Objek yang diraih bukan hanya uang; ia bisa berwujud kedudukan, jabatan, nilai di sekolah, nilai di kampus, juga penghargaan dan pujian.

Ranahnya tak terbatas di pemerintahan. Sebagai pedagang, dosen, peneliti, pengusaha, atlet, tukang becak, supir beserta bermacam profesi lainnya punya potensi yang sama terjangkiti.

Bahaya ini mengintai di setiap diri kita. Waspada saja tidak cukup. Modal utamanya adalah bersyukur dan qanaah (menerima apa yang kita miliki saat ini). Karena dengan keduanya, kita tahu bahwa yang kita dapat dan yang tidak, ada campur tangan Allah di dalamnya.

Mengapa Menulis?

Saya menulis karena mengasyikkan. Itu yang membuat saya bisa bertahan nge-blog, meskipun jamannya sudah berganti ke facebook, twitter, linkedln, myspace. Saya tidak ingat kapan tepatnya saya mulai merasa dunia menulis ini menyenangkan. Sama seperti ketika Anda hobi berbelanja dan merasa baik-baik saja menghabiskan ratusan ribu untuk sekali waktu. Juga tak beda dengan gamer yang betah berlama-lama di depan laptop bermain online game.

Tidak jelas juga genre menulis saya. Kalau membuka postingan lama di blog ini, senyum-senyum sendiri. Ada yang serius banget, karena postingannya adalah tulisan artikel yang harus saya submit di program beasiswa yang saya ikuti. Ada yang malah aneh banget, bahasanya acakadul nggak karuan 😀 Tapi, setelah dilihat-lihat lagi, tulisan saya pun berproses. Menuju ke arah yang lebih dewasa. Dengan diksi yang lebih kolaboratif dan tema-tema yang lebih beragam. Jadi, saya tak perlu meyesali postingan saya yang lama-lama kan? 😀

Continue reading

Inilah Waktunya

Dulu berulang kali pertanyaan serupa terlintas di benak saya: kapan seseorang itu harus menikah?

Fakta empirisnya beragam ternyata. Ada yang menikah pada usia muda, kemudian berhasil dalam mengelola rumah tangganya. Mereka bilang, segeralah menikah, mau tunggu apa lagi?

Sebagian menikah pada usia yang, relatif, matang dan mereka pun berhasil. Kata mereka, disiapkan dulu bekalnya, karena nikah bukan urusan main-main lho.

Yang lebih membingungkan lagi, beberapa yang menikah muda, kemudian keluarganya berantakan, juga tidak sedikit jumlahnya. Yang sudah kenal lama dan akhirnya menikah pada usia yang lebih matang, tidak menjamin juga akan bertahan. Beberapa kolaps dan pisah di tengah jalan setelah menikah.

Hingga suatu waktu, saya mulai memahami. Mungkin keliru. Tapi, nanti pada suatu waktu, hati, jiwa, raga, dan pikiran kita akan mengirimkan sinyal. Pertanda bahwa, ‘ya, inilah waktunya!’ Saya, Anda, atau yang lainnya tidak tahu kapan munculnya. Yang bisa kita lakukan adalah mengusahakan jalan untuk memunculkannya.