Percaya Siapa?

Pernah seseorang datang kepada saya, menawari saya untuk berinvestasi di sebuah usaha. Kalau dihitung, setahun bisa dapat 20% lebih banyak dari modal yang saya setorkan pertama kali. Penawaran ini sangat menarik karena jauh di atas nilai inflasi, apalagi suku bunga bank. Tidak perlu lama berpikir, maka saya pun setor modal. Yang nominalnya mencapai tujuh digit dalam rupiah

Suatu waktu ada permohonan bantuan yang datang kepada saya. Tentang anak sekolah yang butuh bantuan untuk membayar biaya sekolahnya yang lama menunggak. Saya perlu waktu lama untuk menentukan, akan menyumbang ataukah tidak. Kalau tidak, tentu saya harus membuat alasan yang kuat sehingga terasa wajar bahwa saya memang layak untuk tidak membantu. Akhirnya, saya menyumbang. Tapi dalam angka yang jauh lebih rendah dari apa yang saya alokasikan untuk usaha, pada kasus sebelumnya.

Saya tahu bahwa yang namanya infaq, shodaqoh, zakat atau apapun itu sudah dijanjikan ganjaran yang luar biasa banyaknya. Sudah dipastikan. Bisa sepuluh kali lipat. Tujuh puluh kali lipat. Tujuh ratus. Bahkan sampai tidak terhingga. Dibandingkan dengan kelebihan 20% dan ketidakpastiannya, pada kenyataannya saya memilih mengeluarkan lebih banyak untuk balasan yang lebih sedikit dengan tingkat pengembalian yang belum terjamin. Saya lebih percaya rekan kerja saya daripada Tuhan saya sendiri. Semoga hanya saya. Anda tidak.

Posted from WordPress for Android

Cermat Ber-Ramadhan

Kembali saya ingin mengulang lagi kultwit #ngaji yang saya sampaikan di akun twitter saya: @akhdaafif

Assalamu’alaikum… mari kita mulai #ngaji malam ini. Dibuka dengan basmalah ya :). Seperti yang saya sampaikan sore tadi, tema yang kita bahas kali ini tentang ramadhan.

Apa yang paling sering dibicarakan menjelang ramadhan oleh kita, orang indonesia? Boleh sepakat boleh tidak, tapi dari apa yang saya amati ada dua hal: buka bersama & halal bi halal. Dua hal itu tidak pernah saya jumpai dalam riwayat yang shahih, jadi topik rosul dan sahabat jelang ramadhan. Topik yang jadi perhatian generasi sholeh sebelum kita adalah apa yang bisa dilakukan buat ningkatin amal di ramadhan. Misalnya berapa target khatam quran, nambah berapa juz hafalannya, tentang i’tikaf, berlomba dalam shodaqoh. Apa yang jadi topik pembicaraan seseorang, menunjukkan sejauh mana kualitas orang tersebut.

Continue reading

Idealisme Tegal

Sebuah kota pasti memiliki warna yang khas pada karakteristik penduduknya. Ya! Anda akan merasakannya ketika sudah berkeliling pulau Jawa, Indonesia, atau bahkan dunia. Tegal punya warna sendiri. Mungkin pendapat tentang warna pada kota dan masyarakat adalah subyektif, tapi pengalaman adalah “guru terbaik warna pada masyarakat”. Wong Tegal yang telah menjadi migran, petualang, perantau, dan bahkan pekerja di luar negeri akan merasakan bahwa kota ini memiliki warna yang sangat berbeda dengan kota lain di seluruh dunia.

Continue reading

Maunya Apa?

Mengamati tingkah laku diri saya sendiri sungguh membingungkan. Jadi, suatu waktu saya bersungguh-sungguh, meminta di tiap doa, supaya Allah kasih petunjuk buat hidup saya, paling tidak biar saya tak cuma selamat di dunia, tetapi juga di akhirat. Namun, ketika Allah memberikan jalan supaya saya selamat, malah saya tak meresponnya.

Continue reading

Menonton Sirkus

Kembali saya tuliskan lagi dari tweet #ngaji saya malam ini ke note dan blog.

Assalamu’alaikum,ketemu #ngaji lagi nih 🙂 kali ini mau berbagi salah satu cerita dari bukunya @salimafillah, Dalam Dekapan Ukhuwah.

Ini kisah Dan Clark, penulis dan pembicara terkenal. Suatu waktu ketika ia kecil, ayahnya mengajaknya menonton sirkus. Saat itu, ia sedang mengantre untuk membeli tiket. Tepat di depannya, ada sebuah keluarga besar yang ikut mengantre. Selain ayah dan ibu, keluarga ini memiliki 8 anak yang semuanya berdiri berderet dan bertingkah laku sopan. Umurnya kurang dari 12 tahun. Pakaiannya sederhana dan bersih. Jelas bukan orang kaya. Anak-anak ini riuh bercerita tentang sirkus itu.

Continue reading

Tegal: Pusat Teknologi dan Kreativitas

alhamdulilillah, tulisan ini merupakan tulisan terbaik pertama dalam kompetisi “Mimpi Tentang Tegal” yang diselenggarakan oleh IDEA BAPPEDA Kabupaten Tegal dalam rangka HUT Kabupaten Tegal ke 410

Suatu waktu jeda tengah November 2009, seorang rekan mengirimi saya pesan melalui Facebook. Teman ini mengajak saya membuat dan mengelola sebuah forum diskusi semacam Kaskus. Namanya Tegal Cyber Community (TCC). Keunikan forum yang akan dibuat ini adalah menggunakan bahasa Tegal sebagai bahasa komunikasinya. Waktu itu saya iyakan saja ajakan tersebut. Pertama, saya pikir ini proyek biasa saja. Tidak terlalu istimewa. Kedua, saya melihatnya sebagai kelatahan forum dunia IT yang coba meniru dan mengikuti keberhasilan Kaskus.

Continue reading

Pilihan Kebaikan

Saya selalu meyakini bahwa selalu ada risiko dalam setiap pilihan yang diambil. Tak hanya berlaku bagi saya, juga bagi Anda, kita semua. Risiko itu meliputi sisi positif dan negatifnya. Kita tahu itu, tapi acapkali abai dengan “yang tidak enaknya”.

Sama seperti ketika beberapa teman yang saya kenal, memilih untuk tetap tinggal di luar negeri, melanjutkan hidup di sana, setelah selesai masa belajarnya. Saya, mungkin juga orang lain, menyadari betul kondisi negeri kami sendiri. Orang-orang cerdas tak tulus dihargai di sini. Negara tak menjamin keberadaan mereka untuk dapat berkarya maksimal, seperti halnya di negara maju.
Continue reading

Tanda Tanya

Keanekaragaman itu sesuatu yang tidak bisa dihindari. Karena itulah, antar sesuatu yang berbeda itu, perlu ada upaya toleransi dan saling menghormati. Demikianlah yang ingin Hanung sampaikan dalam film terbaru garapannya, “?” (tanda tanya).

Namun, gagasan yang Hanung sampaikan, dalam istilah orang Jawa, sudah kebablasan. Bukan lagi toleransi yang hendak dimunculkan, melainkan pencampuradukan agama dan pengambilan hukum yang dikhawatirkan semakin tumbuh dan merajalelanya kesesatan berpikir.

Continue reading

Buang Segera Uangmu !!

Tentu teman-teman berpikir bahwa saya gila dengan menuliskan judul di atas. Tenang dulu. Jangan segera menjustifikasi gila. Ntar saya gila beneran, lho 🙂

Oke, sebelumnya kita satukan pemahaman dulu bahwa uang yang saya maksud di sini, adalah uang yang sudah kita kenal sehari-hari sebagai alat tukar, satuan hitung, dan juga barang dagangan. Mungkin kita jarang tertarik dengan data dan fakta tentang uang yang banyak manusia banggakan itu. Faktanya adalah, uang tersebut terkena inflasi dari tahun ke tahun. Gampangnya, inflasi dapat dianalogikan seperti ember bocor. Ember itu diisi air penuh, airnya akan selalu berkurang. Merembes ke mana-mana. Seperti itulah nilai uang yang kita pakai, gunakan, dan simpan selama ini. Mengapa uang terkena inflasi? Salah satu penyebabnya adalah bahwa nilai intrinsik uang tidak sama dengan nilai ekstrinsiknya. Karena itulah, uang “dengan mudah” dapat dicetak sesuka hati pembuatnya.
Continue reading